MANAJEMEN KURIKULUM
1. Ontology
Manajemen Kurikulum
Dalam filsafat, syarat dari
sesuatu yang dapat dikatakan sebagai ilmu ditandai oleh adanya unsur ontology,
epistimologiy dan aksiologi. Didalam poin pertama ini yang dibahas dalam
manajemen kurikulum yaitu tentang unsur ontology didalam manajemen kurikulum.
Ontology dapat diartikan pembahasan tentang hakikat dari administrasi
pendidikan dengan ciri-cirinya yang sfesifik atau tentang apa yang dikaji oleh
administrasi pendidkan sebagai ilmu pengetahuan. Isi tentang apa itu Manajemen
Kurikulum.
Menurut Tyler (1946), Taba
(1963), Tanner dan Tanner (1984) menyatakan bahwa tuntutan masyarkat adalah
salah satu dasar dalam penembangan kurikulum. Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek
kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan
dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam penyusunan kurikulumtidak
bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum
tidak hanya dipergunakan bagi para penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum
tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama
harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum
(mikro) yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan dan pihak-pihak
yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk
dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum
disetiap jenis dan jenjang pendidikan/persekolahan. Dengan posisinya yang
penting tersebut, maka dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa
dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses penyelenggaraan
pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan
pembelajaran secara efektif dan efesien (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI
2011 ; 190-191)
Secara etimologis, istilah
kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan
curere yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah
raga, terutama dalam bidang atletik pada zaman romawi kuno. Dalam bahasa
prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to
run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
dari garis start sampai dengan finish untuk memperoleh medali atau penghargaan
(http://syamsuddincoy.blogspot.com/2012/02/manjemen-kurikulum.html)
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu
kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Manajemen
kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian
tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi
belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan
arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua
pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama
mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum
diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum
yaitu:
§ Kurikulum Terpisah
(Sparated Subject Curriculum) di mana bahan pelajaran disajikan secara terpisah
– pisah seolah – olah ada batas antara bidang studi dan antara bidang studi
yang sama di kelas yang berbeda.
§ Kurikulum Berhubungan
(Correlated Curriculum) yaitu kurikulum yang menunjukan adanya hubungan antara
mata pelajarah yang satu dengan yan lain. Seperti IPS (gabungan dari mata
pelajaran Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosiologi ), IPA (gabungan dari Fisika,
Biologi, Kimia).
§ Kurikulum terpadu
(Integrated Curriculum) yaitu kurikulum yang meniadakan batas – batas antara
berbagai bidang dan didalam mata pelajaran tersebut terdapat keterpaduan mata
pelajaran serta menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik.
Sedangkan
manajemen pembelajaran adalah proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling
berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk mencapai visi dan misi pengajaran.
Kedua, manfaat manajemen pengajaran adalah sebagai aktivitas profesional dalam
menggunakan dan memelihara kurikulum (satuan program pengajaran) yang
dilaksanakan, Ketiga, secara organisasional pembelajaran atau kegiatan
aktivitas pengajaran guru dituntut memiliki kesiapan mengajar dan murid
disiapkan untuk belajar, Keempat, dalam menjalankan fungsi manajemen
pembelajaran guru harus memanfaatkan sumber daya pengajaran (learning resources) yang ada di dalam kelas maupun di
luar kelas. Sedangkan yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum adalah proses
perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan
spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai
komponen situasi belajar-mengajar, antara lain penetapan jadwal
pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata
pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang
mengacu kepada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran
kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar. (http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/)
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka
dalam pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada
seluruh komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat
dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan
manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan
proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang
yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk
mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya (http://santri-apis.blogspot.com/2011/08/manajemen-kurikulum-oleh-sulchan-habib.html)
Secara sederhana dan lebih mudah
dipelajari secara mendalam, kajian yang ada dalam Manajemen Kurikulum terdapat
pada ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut: (1) manajemen
perencanaan, (2) manajemen pelaksanaan kurikulum, (3) supervisi pelaksanaan
kurikulum, (4) pemantauan dan penilaian kurikulum, (5) perbaikan kurikulum, (6)
desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
Dari keterangan ini tampak sangat
jelas bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses
manajemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum
punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli dalam
pelaksanaan kurikulum mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan kalau
dilihat dari cakupanya yang begitu luas, manajemen kurikulum merupakan salah
satu disiplin ilmu yang bercabang pada kurikulum.
Dalam sebuah kurikulum terdiri
dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada suatu sistem. Sistem kurikulum
bergerak dalam siklus yang secara bertahab, bergilir, dan berkesinambungan.
Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang dianutnya, maka manajemen kurikulum
juga harus memakai pendekatan sistem.
Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa
unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk
mencapai suatu tujuan. (http://santri-apis.blogspot.com/2011/08/manajemen-kurikulum-oleh-sulchan-habib.html)
2. Epistimology
Manajemen Kurikulum
Epistimology merupakan pembahasan
secara mendasar tentang bagaimana isi konsep yang membedakannya dengan ilmu
lain dan bagaimana cara mendapat pengetahuan atau metode bagaimana yang
digunakan untuk memperoleh ilmunya (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI 2011:4).
Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh manajemen berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan multidimensional, yaitu :
1) Manajemen sebagai suatu disiplin
ilmu sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu lainnya, seperti filsafat,
psikologi, social budaya, sosiologi dan teknologi, bahkan ilmu manajemen bayak
mendapat konstribusi dari ilmu-ilmu yang lain. Banyak teori, konsep dan
pendekatan dalam ilmu manajemen memberikan masukan teoritik dan fundamental
bagi pengembangan kurikulum. Itu sebabnya secara konseptual teoritik ilmu
manajemen harus menjadi landasan penting dalam pengembangan kurikulum. Hal ini
tampak jelas konstribusi pengembangan fungsi-fungsi manajemen dalam proses
pengembangan kurikulum, yang pada dasarnya sejalan dengan proses manajemen itu
sendiri.
2) Para pengembang kurikulum
mengikuti pola dan alur piker yang singkron dengan pola dan struktur berpikir
dalam manajemen. Proses pengembangan tersebut sejalan dengan proses manajemen
yakni kegiatan pengembangan dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian,
implementasi dan control serta perbaikan. Oleh sebab itu setiap tenaga
pengembang kurikulum seyogyanya menguasai ilmu manajemen.
3) Implementasi kurikulum sebagai
bagian integral dalam pengembangan kurikulum yang membutuhkan konsep-konsep
prinsip-prinsip dan prosedur serta pendekatan dalam manajemen. Implementasi
kurikulum menuntut pelaksanaan pengorganisasian, koordinasi motivasi, pengawasan,
system penunjang serta system komunikasi dan monitoring yang efektif, secara
berasal dari ilmu manajemen. Dengan kata lain, tanpa memberdayakan
konsep-konsep manajemen secara tepat guna, maka implementasi kurikulum tidak
berlangsung secara efektif.
4) Pengembangan kurikulm tidak
lepas bahkan sangat erat kaitannya dengan kebijakan dibidang pendidikan, yang
bersumber dari kebijakan pembangunan nasional, kebijakan daerah, serta berbagai
kebijakan sektoral.
5) Kebutuhan manajemen di sector
bisnis dan industry, misalnya kebutuhan tenaga terampil yang mampu meningkatkan
produktivitas perusahaan, kebutuhan demokratisasi di lingkungan semua bentuk
dan jenis organisasi, adanya perspektif yang menitikberatkan pada sector
manusiawi dalam proses manajemen, serta berbagai perspektif lainnya. Pada
gilirannya, memberikan pengaruh penting dalam kegiatan pengembangan kurikulum. (http://syamsuddincoy.blogspot.com/2012/02/manjemen-kurikulum.html).
Kurikulum merupakan suatu sistem
yang memiliki komponen-kompinen tertentu. Ada 4 komponen-komponen yaitu
komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan dan
komponen evaluasi
a.
Komponen Tujuan
Komponen
tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Dalam skala
makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai
yang dianut masyarakat
b.
Komponen isi
Pada
komponen isi kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada pengalaman belajar yang
harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran
c.
Komponen Metode
Komponen
metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan
d.
Komponen Evaluasi
Evaluasi
merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
ditapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik
dalam perbaikan strategi yang ditapkan. (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI
2011)
3. Aksiologi
Manajemen Kurikulum
Aksiologi merupakan pembahasan
tentang kegunaan. Dalam konteks manajemen kurikulum ada beberapa macam fungsi
atau kegunaan dalam manajemen kurukulum. Sebagaimana dalam proses pendidikan
perlu dilaksanakannya manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang
lebih efektif, efisien dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber maupun
komponen kurikulum.
Ada beberapa fungsi manajemen
kurikulum diantaranya :
1.
meningkatkan
efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulu, pemberdayaan sumber maupun komponen
kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif
2.
meningkatkan
keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil ang maksimal,
kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melaui kegiatan
intrakulikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum
3.
meningkatkan
relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif
dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta
didik maupun lingkungan sekitar.
4.
Meningkatkan
efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan
terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam belajar.
5.
Meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu
dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan
dengan pelaksanaan pembelajaran
6.
Meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang
dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisi
bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan
pembangunan daerah setempat ((Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI 2011 ;
192-193)
Tidak hanya fungsi manajemen
kurikulum yang diperhatikan dalam aksiologi manajemen kurikulum, tetapi ada
prinsip dalam manajemen kurikulum diantaranya :
a. Produktivitas
Hasil
yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus
dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta
didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi
sasaran dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi
Pelaksanaan
manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola,
pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan
tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif
Untuk
memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya
kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
f. Efektifititas dan efisiensi
Rangkaian
kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi
untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative
singkat.
g. Mengarahkan visi, misi, dan
tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum
Proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan
tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen
kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan
optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum. (http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/)
Daftar
pustaka :
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2011. Manajemen Pendidikan. Edisi Empat. Bandung: Penerbit Alfabeta
Post a Comment