PARADIGMA MODEL ISO DALAM MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN



PARADIGMA MODEL ISO DALAM MANAJEMEN
MUTU PENDIDIKAN

ABSTRAKS



Pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak. Pemerintah, guru, orang tua, dan semua unsur masyarakat bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan. Tanggung jawab tersebut tentunya disesuaikan dengan fungsi dan peranan masing-masing. Apalagi bila kita perhatikan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, di dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya : kurikulum yang terlalu membebani anak dan ketinggalan dengan perubahan jaman, sarana dan prasarana yang tidak memadai, pengelolaan manajemen pendidikan yang kurang tertib, hingga masalah pelaku pendidikan yang kurang professional. Upaya perbaikan kualitas pendidikan terus ditingkatkan melalui berbagai cara termasuk mengubah sistem pendidikan nasional dengan membuat Undang-undang No. 20 No. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai penggan Undang-undang sebelumnya.
Untuk menjaga kualitas manajemen suatu sekolah, perlu adanya standarisasi yang menunjukkan ukuran kualitas manajemen suatu sekolah. Pada umumnya sekolah melakukan penilaian manajemen mutu dengan mengikuti akreditasi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan. Selain itu, penetapan standar manajemen sekolah juga bila mengikuti standar internasional melalui program ISO 9001. ISO 9001 adalah peneraoan sistem manajemen yang telah diberlakukan diberbagai bidang seperti perbangkan, asuransi, perhotelan, telekomunikasi, transportasi, bisnis teknologi informasi, industri petrokimia, termasuk pula pendidikan.
Penerapan model ISO 9001 sekarang ini, lebih fokus kepada sistem manajemen berbasis proses (pocec base) yang lebih fleksibel terhadap modifikasi untuk menjamin kepuasan pelanggan. Model ISO ini dikenal dengan model ISO 9001:2000. keunggulan sistem manajemen ISO 90001:2000 ini adalah adanya sistem pengukuran kepuasan pelanggan, dibukannya saluran komunikasi pelanggan, pengukuran sistem kinerja, pengukuran output, item untuk review manajemen yang lebih baik, dan dipergunakannya audit internal sebagai rekomendasi proses improvement. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan sistem manajemen yang open sistem karena dalam sistem ini mencakup pula sistem saran, sistem operasi, sistem komunikasi, ruang diskusi, media inovasi, dan sistem yang lebih efektif yang memampukan organiasi untuk menangkap setiap peluang baru secara proaktif, emngkaji permintaan pasar baru secara efektif dan mengakomodasi kebutruhan konsumen secara adaptif.

Keyword : Pendidiakan, kualitas, manajemen sekolah, model ISO 9001









BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak. Pemerintah, guru, orang tua, dan semua unsur masyarakat bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan. Tanggung jawab tersebut tentunya disesuaikan dengan fungsi dan peranan masing-masing. Apalagi bila kita perhatikan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, di dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak. Baik buruknya kualitas prndidikan bergantung pada seluruh lapisan masyarakat.
Dunia pendidikan kita yang saat ini sedang mengalami masa sulit, pengakuan masyarakat umum terhadap kualitas pendidikan kita sangatlah rendah. Produk yang dihasilkan dari pendidikan di Negara Indonesia dipandanag memeiliki kualitas yang kurang baik. Bahkan, adanya krisis berkepanjangan yang menimpa bangsa Indonesia disinyalir karena rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Human Depelopment Indeks (HDI) yang menunjukan bahwa Indonesia menduduki peringkat 102 dari 106 negara yang disurvai, satu peringkat di bawah Vietnam.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya : kurikulum yang terlalu membebani anak dan ketinggalan dengan perubahan jaman, sarana dan prasarana yang tidak memadai, pengelolaan manajemen pendidikan yang kurang tertib, hingga masalah pelaku pendidikan yang kurang professional.
Upaya perbaikan kualitas pendidikan terus ditingkatkan melalui berbagai cara termasuk mengubah sistem pendidikan nasional dengan membuat Undang-undang No. 20 No. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai pengganti Undang-undang sebelumnya.
Dalam hal pengelolaan pendidikan, sekolah telah diberikan wewenang yang sangat besar untuk mengelola rumah tangganya sendiri. Sistem manajemen sentralistik yang dianggap menghambat dan membatasi ruang gerak sekolah sebagai penggerak utama pendidikan diubah menjadi sistem pendidikan desentralisasi. Sistem manajemen sentralistik membatasi kepala sekolah sebagai leader dari lembaga layanan yang merupakan fungsi sekolah. Fungsi kepala sekolah sebagai principal tidak terlaksana, sehingga kemampuannya sebagai educational leader dan educational director menjadi berkurang. Keberanian kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan berbasis konsep-konsep dasar pendidikan, belum banyak terlihat. Dengan kata lain intrapreneurial leadership dan intrapreneurial management dalam pendidikan belum berkembang. Konsep-konsep total quality management belum dapat terlaksana dengan memuaskan. (Hari Suderajat, 2004:5)
Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan. Salah satu perubahan mendasar yang digulirkan saat ini adalah manajemen Negara, yaitu dari Manajemen Sentralistik ke Manajemen berbasis daerah. Secara resmi perubahan ini diwujudkan dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Konsekuensi logis dalam Undang-Undang tersebut adalah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengnan jiwa dan semangat otonomi Daerah. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara menyempurnakan system pendidikan, baik melalui penataan perangkat lunak meupun perangkat keras. Upaya tersebut, antara lain dikeluarkannya Undang-Undang No 22 dan 25 Tahun 1999 tentang otonomi Daerah serta diikuti oleh penyempurnaan Undang-Undanag sistem Pendidikan Nasional, yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan. Dengan perubahan paradigma dari top-down ke bottom-up atau desentralisasi dalam wujud pemeberdayaan sekolah, yang meyakini bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan sedapat mungkin keputusan harus dibuat oleh mereka yang berada di garis depan, yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kebijakan yaitu kepala sekolah dan guru.
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sudah dilakukan oleh pemerintah atau inisiatif dari pihak sekolah sendiri. Salah satu untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah sekolah menerapkan manajemen ISO 9001 – 2000. Dengan penerapan suatu sistem manajemen mutu ISO 9001 – 2000 tentunya sekolah akan membawa dampak positif bagi layanan pendidikan, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu dari lulusan atau layanan yang dihasilkan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau layanan. Mutu suatu produk layanan dapat dijamin karena sistem secara otomatis akan berusaha mengontrol dan mencegah setiap potensi timbulnya ketidaksesuaian atau penyimpangan pada seluruh tahapan supply chain. Hal ini juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah yaitu akan terhindarnya pemborosan anggaran, meminimalisasi biaya-biaya, dan pada akhirnya adalah meningkatnya keuntungan sekolah secara signifikan.


B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang disajikan berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut :
                        “ Bagaimanakah pardigma model ISO dalam manajemen mutu pendidikan “.

C.     Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui “ Paradigma model ISO dalam manajemen mutu pendidikan “.




























BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Paradigma
Paradigma adalah istilah sebuah pandangan ilmiah dalam pemikiran filsuf ilmu Thomas Kuhn. Dia mendefinisikan Paradigma sebagai “Praktek yang mendefinisikan disiplin ilmiah pada beberapa poin dalam waktu.” Paradigma dalam pemikiran Thomas Kuhn adalah sesuatu yang berdasar budaya dan deskrit.
Dalam pemikiran Kuhn paradigma secara tidak langsung mempengaruhi proses ilmiah dalam empat cara dasar.
1.             Apa yang harus dipelajari dan diteliti
2.             Pertanyaan yang harus ditanyakan
3.             Struktur sebenarnya dan sifat dasar dari pertanyaan itu
4.             Bagaimana hasil dari riset apapun diinterpretasikan.
Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut.

B.     International Standard Organisation (ISO)
ISO adalah organisasi internasional yang bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan penyusunan standar baru ataupun revisi ISO satandard yang telah ada. Standar tersebut disiapkan oleh technical committe yang mewakili organisasi serta kalangan industri. ISO membawahi sejumlah Badan Sertifikasi Nasional yang terdiri dari 135 Negara atau lebih di seluruh dunia.
ISO 9000 adalah salah satu standar yang dibuat oleh ISO dan merupakan persyaratan yang digunakan dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu Perusahaan. Technical Committe yang bertanggungjawab dalam penyusunan standar ISO 9000 adalah “TC 176”. ISO 9000 memiliki 4 seri yaitu :
1.             ISO 9000; Quality Management System – Fundamentals and Vocabulary
Berisi tentang dasar-dasar dan konsep Sistem Manajemen Mutu dan kosa kata beserta devinisi yang digunakan dalam setiap serinya.
2.             ISO 9001; Quality Management System – Requirements
Standar yang diterbitkan oleh organisasi internasional untuk standar yang berisi persyaratan manajemen mutu. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan pertama pada tahun 1987, kemudian pada 1994 dan yang ketiga pada tahun 2000.
3.             ISO 9004; Quality Management System – Guidelines for performance improvement.
ISO 9004 merupakan pedoman organisasi untuk mencapai kesempurnaan melalui peningkatan secara berkelanjutan (continual improvement). Standar ini biasanya digunakan berpasangan dengan ISO 9001 sehingga kedua standar itu disebut sebagai pasangan yang konsisten (consistent pair). Keduanya mempunyai jumlah klausal dan judul yang sama.
4.             ISO 19011; Guidelines for quality and/or environmental management system auditing.
Srandar yang berisi pedoman untuk melakukan audit sistem manajemen mutu dan lingkungan. Standar ini merupakan panduan bagi auditor, baik auditor pihak pertama, kedua maupun ketiga. Walaupun sebagian besar isi standar ISO 19011 lebih relevan apabila diterapkan untuk audit pihak ketiga, tetapi tidak semua klausal dapat langsung diterapkan. Karena standar ini hanya berisi panduan yang berhubungan dengan metode audit, persyaratan dan kompetensi auditor,maka panduan ini tidak bersifat mengikat, tetapi fleksibel dan dapat dikembangkan sesuai dengan kreativitas  auditor serta kebutuhan audit dan kompleksitas perusahaan yang diaudit.

C.    Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen sekolah seyogyanya memahami pula perkembangan manajemen sistem industri modern, sehingga mampu mendesain, menerapkan, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja sistem pendidikan  yang memenuhi kebutuhan manajemen sistem industri modern. Hal ini dimaksudkan agar setiap lulusan dari sekolah mampu dan cepat beradaptasi dengan kebutuhan sistem industri modern. Dengan demikian sebelum membahas tentang sistem pendidikan di sekolah, perlu diketahui tentang konsep dasar sistem industri modern yang akan dipergunakan sebagai landasan utama untuk membahas penerapan TQM pada sistem pendidikan modern di Indonesia.
Total quality manajement merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. (Fandi, 1995 dalam M.N Nasution,  2001:28).  Untuk mencapai usaha tersebut digunakan sepuluh unsur utama TQM, yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap qualities, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan kerkesinambungan, pendidikan dan latihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, dan ketertiban serta pemberdayaan karyawan. (Goetsch dan Davis, 1994 dalam M.N. Nasution, 2000:29-30). Ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu : kepuasan pelanggan, respek terhadap setiap orang, manajemen berdasarkan fakta, dan perbaikan berkesinambungan (Hensler dan Brunnel dalam M.N Nasution, 2001:33-34).
Pada dasarnya proses industri harus dipandang sebagai suatu peningkatan terus-menerus (continuous industrial process improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen. Seterusnya, berdasarkan informasi sebagai umpan-balik yang dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) itu dapat dikembangkan ide-ide kreatif untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini. (Vincent Gaspersz,2000:1)
Agar peningkatan proses industri dapat berjalan secara konsisten, maka dibutuhkan manajemen sistem industri, yang pada umumnya akan dikelola oleh lulusan perguruan tinggi. Konsep manajemen sistem industri terdiri dari dua konsep, yaitu:
 (1) konsep manajemen dan (2) konsep sistem industri. Suatu sistem industri mengkonversi input yang berasal dari pemasok menjadi outputuntuk digunakan oleh pelanggan, sedangkan manajemen sistem industri memproses informasi yang berasal dari sistem industri, pelanggan, dan lingkungan melalui proses manajemen untuk menjadi keputusan atau tindakan manajemen guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem industri.  
Berdasarkan konsep manajemen sistem industri modern di atas, maka setiap lulusan yang akan bekerja dalam sistem industri harus memiliki kemampuan solusi masalah-masalah industri yang berkaitan dengan bidang ilmu yang dikuasainya berdasarkan informasi yang relevan agar menghasilkan keputusan dan tindakan untuk meningkatkan kinerja sistem industri tersebut. (Vincent Gaspersz,2000:1)

D.    Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001 dalam Pendidikan

ISO 9001 disusun berdasarkan delapan prinsip manajemen kualitas. delapan prinsip ini dapat dipakai oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kelja (framework) untuk membimbing organisasi¬organisasi mereka menuju peningkatan prestasi. Prinsip-prinsip tersebut diperoleh dari pengalaman dan pengetahuan kolekti[ dari para ahli internasional yang berpartisipasi dalam komite teknik ISO.
Delapan prinsip manajemen kualitas dalam ISO 9001: 2000 adalah sebagai berikut :

Prinsip 1: Fokus Pelanggan
Perhatian utama sebuah organisasi adalah kepada pelanggan. Organisasi bertanggung jawab kepada pelanggan.Oleh sebab itu hendaknya organisasi berusaha memahami kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang dari pelanggannya, dan selalu berusaha untuk dapat melampaui harapan pelanggan. Berkembang tidaknya sebuah organisasi tergantung pada ada tidaknya pelanggan yang dilayani.

Prinsip 2: Kepemimpinan (leadership)
Peminpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah suatu organisasi. Peminpin sangat penting artinya bagi berkelangsungan manajemen di lembaga
pendidikan. Kepala Sekolah sebagai peminpin bersama dengan semua sumber daya manusia yang ada di sekolah merencanakan,menetapkan sasaran, melaksanakan, melakukan tindakan  pencegahan, melakukan tindakan koreksi, mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan.

Prinsip 3: Keterlibatan Orang (Involvement of People)
                        Pelibatan orang pada semua tingkatan, muali dari penjaga sekolah, tenaga administrasi, guru, pembina kegiatan sekolah, ketua unit sekolah, wakil kepala sekolah hingga kepala sekolah itu sendiri, adalah inti sebuah organisasi. Pelibatan mereka secara penuh memungkinkan kemampuan mereka dapat dipakai untuk kemampaatan organisasi secara keseluruhan.

Prinsip 4: Pendekatan Proses (Process Approach)
                        Agar hasil yang dikehendaki tercapai lebih efesien, maka kegiatan dan sumber daya yang ada seperti sumber daya manusia, bangunan, peralatan dan infrastruktur lainnya yang tersedia di sekolah dikelola sebagai suatu proses yang sinergis. Setiap proses tentunya memerlukan satu kesepakatan aturan main berupa mekanisme kerja yang tertuang dalam satu skema alur kegiatan. Skema selanjutnya dideskrifsikan dalam sebuah prosedur atau instruksi kerja yang memudahkan setiap individu dalam organisasi untuk melakukan tugasnya secara baik dalam suatu proses yang disepakati.

Prinsip 5: Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen (System Approach to Management)
                        Mengetahui, memahami dan mengelola proses yang saling terkait sebagai sistem memberi sumbangan pada keefektifan dan efesiensi organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk itu, dalam pelaksanaanya sistem yang telah disepakati bersama harus dilaksanakan secara konsisten.

Prinsip 6: Peningkatat terus menerus (Continual Improvement)
                        Organisasi yang baik akan meperhatikan suatu perbaikan yang berlanjut, artinya bahwa organisasi secara menyeluruh hendaknya menjadikan perbaikan sebagai tujuan tetap bagi organisasi.


Prinsip7: Pendekatan Faktual Dalam Pembuatan Keputusan (Factual Approach to Decision Making)
                        Keputusan yang diambil oleh sebuah organisasi tidak dapat dilakukan tanpa suatu analisis yang memadai. Untuk itu, diperlukan adanya suatu upaya untuk secara terus menerus melakukan pencatatan atau perekaman terhadap segala sesuatu yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka memenuhi tututan pelanggan. Dengan demikian, suatu keputusan yang efektif akan dapat diambil didsarkaan pada analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan melalui rekaman sebelumnya.
                       
Prinsip 8: Hubungan Pemasok Yang Saling Menguntungkan (Mutually Beneficial Supplier Relatinship)
                        Organisasi dan pemasoknya saling bergantung satu sama lain. Ini didasarkan pada adanya kepentingan yang saling berketergantungan pula. Kemudian keduanya akan adanya saling dipercaya, saling menepati janji, saling menampilkan kejujuran, dn saling menghormati satu sama lain.

"ISO 9000 improves the operational structure (schools) work in and the day-to-day processes. With less time lost on operational malfunctions, they have more time and energy for the creative and people aspects. In addition, the implementation of an ISO 9000 quality sistem by a school may give confidence to taxpayers that •heir money is being used effectively." (ISO 9000 memperbaiki struktur operasional di mana sekolah-sekolah melaksanakannya dan proses hari demi hari. Dengan sedikit kehilangan waktu atas kesalahan-kesalahan operasional, sekolah¬ sekolah mempunyai lebih banyak waktu dan tenaga untuk aspek-aspek kreatif dan orang. Lagi pula, implementasi sistem kualitas ISO 9000 dalam suatu sekolah mungkin menyediakan kepercayaan kepada para pembayar pajak bahwa uang mereka sedang digunakan secara efektif.) (Core Business Solutions, Inc. 2003 : 1)
Miller, 2008 dalam ujicoba implementasi ISO di beberapa sekolah mencatat hasil kualitas inti antara lain:
1. Prestasi siswa (Student Achievement) : berbagai mata pelajaran nilai para siswa meningkat,
2. Perjanjian siswa (Student Engagement), dengan adanya perjanjian, maka kehadiran siswa lebih baik dan siswa yang membolos menurun,
3. Memberikan kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction.):
Berdasarkan hasil survai yang dilakukan kepada pelanggan, dalam hal ini orangtua siswa, didapat bahwa penerapan manajemen ISO 9001¬-2000 kinerja sekolah meningkat 5% untuk sekolah menengah dan 7% untuk perguruan tinggi.
4. Efisiensi Operasioanl (Operational Efficiency).
Menurut IWA ISO 9001-2000 (2003b: 3), lembaga pendidikan sebagai organisasi yang menawarkan produk berupa layanan pendidikan harus dapat mendefinisaikan proses yang ada didalamnya. Proses ini umumnya terjadi secara multi disiplin yang merangkum layanan administratif selia layanan pendukung lainnya. Proses dalam layanan pendidikan terdiri dari:
1. Proses strategi untuk menentukan kedudukan organisasi tersebut dalam lingkungan sosial ekonomi,
2. Penentuan standar kompetensi bagi tenaga guru dan karyawan,
3. Pemeliharaan lingkungan kerja,
4. Pengembangan, pengkajian serta pengembangan rencana pembelajaran dan kurikulum,
5. Pendaftaran dan penyeleksian calon peserta didik,
6. Pengawasan dan penilaian proses pembelajaran peserta didik,
7. Penilaian akhir untuk pemberian gelar akademik kepada peserta didik yang menempllh diploma, ijazah atau sertifikat kompetensi,
8. Layanan pendudung bagi proses belajar mengajar untuk pencapaian kompetensi peserta didik, serta bantuan lain yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kurikulum,
9. Komunikasi internal dan eksternal, dan
10. Pengukuran proses pendidikan.

Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang senantiasa diperlukan oleh masyarakat sepanjang masa,namun tidak semua lembaga pendidikan diminati masyarakat, ada beberapa lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin menurun baik jumlah siswa maupun kualitasnya sampai akhirnya ditutup, sebaliknya tidak sedikit lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin eksis dan semakin maju.
Lemabaga pendidikan yang selalu diminati masyarakat yaitu lembaga pendidikan yang baik dalam pengelolaan sumber daya yang ada, akuntabel, berkualitas, mampu bersaing dengan lembaga lain dan dapat mengantarkan anak didiknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ataupun ke dunia kerja dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan teknis yang sangat diperlukan oleh dunia usaha dan industri, lembaga seperti inilah kita namakan lembaga pendidikan yang baik dan bermutu.
Bagaimana menciptakan lembaga pendidikan baik dan bermutu ?.
Untuk menjawab pertanyaan di atas maka langkah pertama yang harus dilakukan seorang kepala sekolah / pengelola lembaga pendidikan yaitu senantiasa memperhatikan dan mengidentifikasi keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang terkait antara lain :
1.   Pemerintah
Keinginan pemerintah yaitu kepatuhan seorang pengelola lembaga pendidikan terhadap semua peraturan-peraturan yang berlaku.
2.   Siswa dan orang tua
Keinginannya mendapat pelayanan yang baik dengan hasil tamatan yang berkualitas, berbudi luhur, terampil dan bertanggung jawab.
3.   Komunitas
Memerlukan lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif untuk pengembangan diri.
4.   Guru dan karyawan
      Membutuhkan kesejahteraan yang baik, jaminan kesehatan dan keselamatan.
5.   Investor
      Mengharapkan reputasi yang baik.
6.   Institusi lain
      Membutuhkan tenaga kerja yang siap pakai.
Selain memperhatikan dan mengidentifikasi keinginan pihak-pihak terkait tersebut  untuk mengelola lembaga pendidikan diperlukan Sistem Manajemen yang baik dan yang dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu sistem manajemen yang baik tersebut adalah Sistem Manajemen Mutu  ISO 9001 : 2000. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 merupakan salah satu sistem yang dapat digunakan untuk mengelola atau memimpin suatu organisasi/lembaga pendidikan dalam mencapai suatu tujuan atau sasaran mutu organisasi / lembaga pendidikan.
Adapaun model SMM ISO 9001 : 2000 yang dikembangkan sebagai berikut :
Ada 8 klausul induk :
1.   Ruang lingkup
2.   Acuan standart
3.   Istilah dan definisi
4.   Sistem Manajemen Mutu
5.   Tanggung Jawab Manajemen
6.   Manajemen Sumber Daya
7.   Realisasi Proses Pendidikan
8.   Pengukuran, Analisa dan Peningkatan
Klausul 1 sampai dengan 3 merupakan klausul yang sifatnya umum yaitu klausul yang menjelaskan ruang lingkup penerapan, acuan standart yang dipilih dan semua istilah dan definisi yang selalu digunakan dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 di suatu organisasi atau lembaga pendidikan.
Klausul 4 meliputi :
-     Persyaratan umum
-     Persyaratan dokumentasi yang teridiri dari  :
      -    Umum
-     Pedoman Mutu / Manual Mutu
-     Pengontrolan Dokumen
-     Pengontrolan Record / Rekaman

Klasul 5 meliputi :
-     Komitmen Manajemen
-     Fokus pada pelanggan
-     Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu
-     Perencanaan
-     Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
-     Manajemen Representative
-     Komunikasi Internal
-     Tinjauan Manajemen
Klausul 6 mengatur tentang :
Pengelolaan Sumber Daya yang meliputi  :
-     Penyediaan Sumber Daya
-     Sumber Daya Manusia
-     Infrastruktur
-     Lingkungan Kerja
Klausul 7 meliputi :
-     Perencanaan realisasi proses pendidikan ( Renstra, Program Kerja Sekolah , Kaldik,Jadwal, dll )
-     Proses yang terkait dengan pelanggan ( PSB )
-     Desain dan pengembangan ( Kurikulum dan pengembangannya )
-     Pembelian
-     Realisasi proses pendidikan dan penyediaan layanan ( KBM dan evaluasinya )
-     Pengontrolan terhadap alat monitor dan alat pengukur
Klausul 8 mengatur tentang :
-     Pengawasan dan pengukuran
-     Kepuasan Pelanggan ( siswa, orang tua, pengguna tamatan, instansi terkait dsb )
-     Audit Internal ( Penilaian terhadap semua unit kerja / program studi )
-     Pengontrolan produk yang tidak sesuai ( siswa tidak naik/lulus, siswa yang tidak mentaati tata tertib dsb )
-     Analisa Data ( keberhasilan / kegagalan, kepuasan pelanggan dsb )
-     Peningkatan ( di semua bidang )


Keuntungan penerapan SMM ISO 9001: 2000 antara lain :
1.   Keuntungan Internal
a.      Sistem dokumentasi prosedur dan pedoman kerja yang rapi (persetujuan, penerbitan, distribusi, revisi dan pemusnahan ).
b.      Disiplin dalam pencatatan dan pelaporan hasil kerja.
c.       Sistem filing yang rapi sehingga mudah mencari/mendapatkannya.
d.      Semua guru dan karyawan harus bekerja sesuai prosedur
-     Kepatuhan terhadap prosedur akan selalu diperiksa selama audit.
-     Melalui kepatuhan yang diawasi melalui audit, kemungkinan kesalahan dan komplain dapat dihindari.
e.       Melalui audit internal rutin team work dan komunikasi internal dapat diperbaiki.
f.       Meningkatkan kesadaran guru dan karyawan tentang arti mutu dan kepuasan pelanggan ( siswa, orang tua, pengguna tamatan dsb ).
g.      Lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif.
h.      Membantu top manajemen ( kepala sekolah ) memperoleh gambaran permaslahan yang dihadapi di level menengah maupun level bawah.
i.       Job deskripsi, tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih jelas dan tertata rapi.
j.        Kejelasan tentang sasaran dan target kinerja yang harus dicapai oleh masing-masing unit kerja/program studi/personil.
k.      Tindak lanjut hasil rapat dan program-program perbaikan akan termonitor dengan baik.
2.   Keuntungan eksternal
a.       Peningkatan citra lembaga pendidikan / sekolah dalam hal mutu layanan.
b.      Siswa dan orang tua akan lebih merasa aman dan terjamin tentang penerapan manajmen lembaga pendidikan.
c.       Membantu kerja unit publikasi / hubungan masyarakat.
d.      Keyakinan dunia usaha / industri yang lebih baik akan kualitas tamatan dan layanan yang lebih baik dibanding dengan lembaga pendidikan lain yang tidak pernah diaudit.

Dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 secara baik dan benar serta konsisten, maka akan dapat meningkatkan mutu pendidikan baik mutu lulusan maupun mutu layanan pendidikan pada masyarakat.

E.     Perencanaan Penerapan Prinsip ISO di Lembaga Pendidikan
Setelah memahami fungsi dan manfaat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, tahapan selanjutnya adalah tahap perencanaan untuk melakukan adopsi dan penerapan pada sistem manajemen di lembaga pendidikan. Tahapan untuk melakukan proses penerapan tersebut ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan , yaitu :
Tahap Penerapan SMM ISO 9001:2000

            1                                  2                                  3                                  4












Stearing
Committe
MR, ISO Team

 







 





Top Management                               Top Management                                 MR & ISO Team       MR, ISO, Team, SC, WC                   


System Implementation
 
            8                                  7                                  6                                  5










 




                                                                                                            MR & SC, WC







Cartfication
ISO
9001
2000
 

 




            8a                    8b                             9                         10

















 





Internal Audit               MR & ISO                             Top          Cartfication
Team                              Team                            Management                       Body


Kesepuluh langkah tersebut adalah :
1.      Komitmen Manajemen (Kepala Sekolah, Wakasek, Ketua/Pembina Unit Sekolah). Komitmen dimaksudkan untuk menyepakati bahwa sekolah akan melakukan perubahan terhadap manajemen yang biasa dilakukan menjadi manajemen yang menggunkan pendekatan ISO.
2.      Penetapan Tim Pengembang yaitu Wakil Manajemen Mutu dan Tim Kerja. Penetapan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama dalam suatu rapat.
3.      Pemetaan Bisnis Proses Organisasi (proses kerja dari tupoksi organisasi sekolah). Biasanya bisnis proses dituangkan dalam bentuk chart yang mudah dipahami oleh orang-orang yang berkepentingan.
4.      Pelatihan Kesadaran Mutu /Pemahaman Mutu.Pelatihan terhadap seluruh warga sekolah agar mereka mendukung penerapan kebijakan penerapan pendekatan manajemen ISO.
5.      Pengembangan sistem dan Pelatihan Penyusunan Dokumentasi Mutu. Dokumen mutu dimaksud adalah visi, misi sekolah (dapat menggunakan yang telah ada dalam renstra sekolah), sasaran mutu sekolah, standar operasional (SOP), instruksi kerja (IK), dan formulir/blanko-blanko yang diperlukan dalam mencapai sasaran mutu.
6.      Implementasi Sistem dan Dokumentasi Mutu. Implementasi sistem akan lebih monumental apabila dilakukan dengan satu momen tertentu, misalnya awal tahun pelajaran atau awal semester sehingga penerapan prosedur ataupun intruksi kerjanya dilaksanakan sejak awal suatu kegiatan.
7.      Pelatihan Internal Audit. Pelatihan internal  audit dimaksudkan untuk mempersiapkan tenaga audit di dalam diri sekolah. Materi yang disajikan dalam pelatihan afalah menyangkut dokumen mutu, prosedur teknik wawancara dan pelaporan hasil audit.
8.      Internal Audit. Audit adalah satu kegiatan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan suatu prosedur maupun intruksi kerja dalam suatu kegiatan yang telah dibuat SOP atau IK-nya.
9.      Tinjauan Manajemen adalah suatu pertemuan antara WMM,Tim Pengembang, dan unsur-unsur terkait sekolah. Pertemuan akan membicarakan mengenai hjasil audit internal dengan berbagai temuan yang ada dan menyepakati tentang rencana perbaikan atau penyempurnaan SOP dan IK.
10.  Preaudit dan Audit Sertifikasi  oleh Badan Sertifikasi. Kegiatan ini hanya dilakukan bagi sekolah yang akan melakukan sertifikasi ISO, sedangkan untuk sekolah yang hanya akan melaksanakan prinsip-prinsip ISO tidak perlu dilakukan.

BAB III
PENUTUP



A.           Kesimpulan
International Organization for Standardization  (ISO) atau Organisasi Internasional Standarisasi, merupakan badan federasi dunia yang berkenaan dengan standar.
Dalam menerapkan prinsip manajemen ISO 9001:2000 guna pemenuhan kepuasan pelanggan, dengan demikian dikenal dengan adanya delapan prinsip dasar manajemen mutu (1) perhatian pada pelanggan (customor focus), (2) kepemimpinan ( leadership), (3) pelibatan orang (involvementof people), (4) pendekatan proses (process approach), (5) pendekatan sistem pada manajemen (system approach to management), (6) perbaikan berkelanjutan (continual improvement), (7) pengambilan keputusan berdasar fakta (factual approach to decision making), (8) hubungan pemasok yang saling menguntungkan (mutually benefecial supplier relationships).
Dalam perencanaan penerapan prinsip ISO di lembaga pendidikan ada beberapa langkah yaitu : (1)Komitmen Manajemen (Kepala Sekolah, Wakasek, Ketua/Pembina Unit Sekolah). (2) Penetapan Tim Pengembang yaitu Wakil Manajemen Mutu dan Tim Kerja. (3) Pemetaan Bisnis Proses Organisasi (proses kerja dari tupoksi organisasi sekolah). (4) Pelatihan Kesadaran Mutu /Pemahaman Mutu. (5) Pengembangan sistem dan Pelatihan Penyusunan Dokumentasi Mutu. (6) Implementasi Sistem dan Dokumentasi Mutu. (7) Pelatihan Internal Audit. (8) Internal Audit.  (9) Tinjauan Manajemen adalah suatu pertemuan antara WMM,Tim Pengembang, dan unsur-unsur terkait sekolah. (10) Preaudit dan Audit Sertifikasi  oleh Badan Sertifikasi.





B.            Rekomendasi
Organisasi pendidikan yang sangat berperan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah sekolah harus mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. Dan pemerintah sebagai penjamin pendidikan harus memainkan peranannya sehingga pemerataan pendidikan dan pemerataan kualitas pendidikan semakin dirasakan oleh seluruh penyelenggara dan pemakai jasa pendidikan.
Kita berharap dan berupaya agar semakin bertambah lembaga-lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi termasuk lembaga-lembaga pendidikan Islam: Madrasah, Sekolah Islam, hingga perguruan tingggi Agama Islam, mampu menerapkan ISO, sehingga sistem manajemen lembaga pendidikan semakin jelas indikator keberhasilannya guna meningkatkan mutu pengelolaan pendidikan secara menyeluruh sekaligus sumber daya manusia yang dihasilkannya.



























DAFTAR PUSTAKA


Edward Sallis. (Januari 2006). Total Quality Management in Education. Gowok Jogjakarta : IRCiSoD.

Mulyono, MA. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Maguwoharjo, Depok, Sleman, Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Zuhrawaty, 2009. Panduan dan Kiat Sukses menjadi Auditor ISO 9001. Jogjakarta : Media Pressindo





Tidak ada komentar