PARADIGMA MODEL ISO DALAM MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
PARADIGMA
MODEL ISO DALAM MANAJEMEN
MUTU
PENDIDIKAN
ABSTRAKS
Pendidikan
adalah tanggung jawab semua pihak. Pemerintah, guru, orang tua, dan semua unsur
masyarakat bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan. Tanggung jawab
tersebut tentunya disesuaikan dengan fungsi dan peranan masing-masing. Apalagi
bila kita perhatikan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, di dalam
Undang-undang tersebut disebutkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab
semua pihak.
Rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya
: kurikulum yang terlalu membebani anak dan ketinggalan dengan perubahan jaman,
sarana dan prasarana yang tidak memadai, pengelolaan manajemen pendidikan yang
kurang tertib, hingga masalah pelaku pendidikan yang kurang professional. Upaya
perbaikan kualitas pendidikan terus ditingkatkan melalui berbagai cara termasuk
mengubah sistem pendidikan nasional dengan membuat Undang-undang No. 20 No.
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai penggan Undang-undang
sebelumnya.
Untuk
menjaga kualitas manajemen suatu sekolah, perlu adanya standarisasi yang
menunjukkan ukuran kualitas manajemen suatu sekolah. Pada umumnya sekolah
melakukan penilaian manajemen mutu dengan mengikuti akreditasi yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan. Selain itu, penetapan standar manajemen
sekolah juga bila mengikuti standar internasional melalui program ISO 9001. ISO
9001 adalah peneraoan sistem manajemen yang telah diberlakukan diberbagai
bidang seperti perbangkan, asuransi, perhotelan, telekomunikasi, transportasi,
bisnis teknologi informasi, industri petrokimia, termasuk pula pendidikan.
Penerapan
model ISO 9001 sekarang ini, lebih fokus kepada sistem manajemen berbasis
proses (pocec base) yang lebih fleksibel terhadap modifikasi untuk menjamin
kepuasan pelanggan. Model ISO ini dikenal dengan model ISO 9001:2000.
keunggulan sistem manajemen ISO 90001:2000 ini adalah adanya sistem pengukuran
kepuasan pelanggan, dibukannya saluran komunikasi pelanggan, pengukuran sistem
kinerja, pengukuran output, item untuk review manajemen yang lebih baik, dan
dipergunakannya audit internal sebagai rekomendasi proses improvement. Sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan sistem manajemen yang open sistem karena
dalam sistem ini mencakup pula sistem saran, sistem operasi, sistem komunikasi,
ruang diskusi, media inovasi, dan sistem yang lebih efektif yang memampukan
organiasi untuk menangkap setiap peluang baru secara proaktif, emngkaji
permintaan pasar baru secara efektif dan mengakomodasi kebutruhan konsumen
secara adaptif.
Keyword : Pendidiakan, kualitas,
manajemen sekolah, model ISO 9001
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan adalah tanggung jawab semua
pihak. Pemerintah, guru, orang tua, dan semua unsur masyarakat bertanggung
jawab atas terselenggaranya pendidikan. Tanggung jawab tersebut tentunya
disesuaikan dengan fungsi dan peranan masing-masing. Apalagi bila kita
perhatikan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, di dalam Undang-undang
tersebut disebutkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak. Baik
buruknya kualitas prndidikan bergantung pada seluruh lapisan masyarakat.
Dunia pendidikan kita yang saat ini sedang mengalami masa sulit, pengakuan masyarakat umum terhadap kualitas pendidikan kita sangatlah rendah. Produk yang dihasilkan dari pendidikan di Negara Indonesia dipandanag memeiliki kualitas yang kurang baik. Bahkan, adanya krisis berkepanjangan yang menimpa bangsa Indonesia disinyalir karena rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Human Depelopment Indeks (HDI) yang menunjukan bahwa Indonesia menduduki peringkat 102 dari 106 negara yang disurvai, satu peringkat di bawah Vietnam.
Dunia pendidikan kita yang saat ini sedang mengalami masa sulit, pengakuan masyarakat umum terhadap kualitas pendidikan kita sangatlah rendah. Produk yang dihasilkan dari pendidikan di Negara Indonesia dipandanag memeiliki kualitas yang kurang baik. Bahkan, adanya krisis berkepanjangan yang menimpa bangsa Indonesia disinyalir karena rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Human Depelopment Indeks (HDI) yang menunjukan bahwa Indonesia menduduki peringkat 102 dari 106 negara yang disurvai, satu peringkat di bawah Vietnam.
Rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya : kurikulum yang
terlalu membebani anak dan ketinggalan dengan perubahan jaman, sarana dan
prasarana yang tidak memadai, pengelolaan manajemen pendidikan yang kurang
tertib, hingga masalah pelaku pendidikan yang kurang professional.
Upaya perbaikan kualitas pendidikan terus ditingkatkan melalui berbagai cara termasuk mengubah sistem pendidikan nasional dengan membuat Undang-undang No. 20 No. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai pengganti Undang-undang sebelumnya.
Upaya perbaikan kualitas pendidikan terus ditingkatkan melalui berbagai cara termasuk mengubah sistem pendidikan nasional dengan membuat Undang-undang No. 20 No. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai pengganti Undang-undang sebelumnya.
Dalam hal pengelolaan pendidikan,
sekolah telah diberikan wewenang yang sangat besar untuk mengelola rumah
tangganya sendiri. Sistem manajemen sentralistik yang dianggap menghambat dan
membatasi ruang gerak sekolah sebagai penggerak utama pendidikan diubah menjadi
sistem pendidikan desentralisasi. Sistem manajemen sentralistik membatasi
kepala sekolah sebagai leader dari lembaga layanan yang merupakan fungsi
sekolah. Fungsi kepala sekolah sebagai principal tidak terlaksana, sehingga
kemampuannya sebagai educational leader dan educational director menjadi
berkurang. Keberanian kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan
berbasis konsep-konsep dasar pendidikan, belum banyak terlihat. Dengan kata
lain intrapreneurial leadership dan intrapreneurial management dalam pendidikan
belum berkembang. Konsep-konsep total quality management belum dapat terlaksana
dengan memuaskan. (Hari Suderajat, 2004:5)
Era reformasi telah membawa
perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai bidang kehidupan termasuk bidang
pendidikan. Salah satu perubahan mendasar yang digulirkan saat ini adalah
manajemen Negara, yaitu dari Manajemen Sentralistik ke Manajemen berbasis
daerah. Secara resmi perubahan ini diwujudkan dalam Undang-Undang No 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah. Konsekuensi logis dalam Undang-Undang tersebut
adalah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengnan jiwa dan semangat
otonomi Daerah. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan dengan cara menyempurnakan system pendidikan, baik melalui
penataan perangkat lunak meupun perangkat keras. Upaya tersebut, antara lain
dikeluarkannya Undang-Undang No 22 dan 25 Tahun 1999 tentang otonomi Daerah
serta diikuti oleh penyempurnaan Undang-Undanag sistem Pendidikan Nasional,
yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pendidikan. Dengan perubahan paradigma dari top-down ke bottom-up atau
desentralisasi dalam wujud pemeberdayaan sekolah, yang meyakini bahwa untuk
meningkatkan kualitas pendidikan sedapat mungkin keputusan harus dibuat oleh
mereka yang berada di garis depan, yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
kebijakan yaitu kepala sekolah dan guru.
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan sudah dilakukan oleh pemerintah atau inisiatif dari pihak sekolah
sendiri. Salah satu untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah sekolah
menerapkan manajemen ISO 9001 – 2000. Dengan penerapan suatu sistem manajemen
mutu ISO 9001 – 2000 tentunya sekolah akan membawa dampak positif bagi layanan
pendidikan, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu dari lulusan atau layanan yang
dihasilkan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen
terhadap produk atau layanan. Mutu suatu produk layanan dapat dijamin karena
sistem secara otomatis akan berusaha mengontrol dan mencegah setiap potensi
timbulnya ketidaksesuaian atau penyimpangan pada seluruh tahapan supply chain.
Hal ini juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah yaitu akan
terhindarnya pemborosan anggaran, meminimalisasi biaya-biaya, dan pada akhirnya
adalah meningkatnya keuntungan sekolah secara signifikan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
permasalahan yang disajikan berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut :
“ Bagaimanakah
pardigma model ISO dalam manajemen mutu pendidikan “.
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk mengetahui “ Paradigma model ISO dalam manajemen mutu pendidikan “.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paradigma
Paradigma adalah
istilah sebuah pandangan ilmiah dalam pemikiran filsuf ilmu Thomas Kuhn. Dia
mendefinisikan Paradigma sebagai “Praktek yang mendefinisikan disiplin ilmiah
pada beberapa poin dalam waktu.” Paradigma dalam pemikiran Thomas Kuhn adalah
sesuatu yang berdasar budaya dan deskrit.
Dalam pemikiran Kuhn paradigma secara tidak langsung
mempengaruhi proses ilmiah dalam empat cara dasar.
1.
Apa yang harus dipelajari dan
diteliti
2.
Pertanyaan yang harus ditanyakan
3.
Struktur sebenarnya dan sifat dasar
dari pertanyaan itu
4.
Bagaimana hasil dari riset apapun
diinterpretasikan.
Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian
tentang paradigma
yaitu pandangan
yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan.
Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan
dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa
komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang
menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh
cabang ilmu pengetahuan tersebut.
B.
International Standard Organisation
(ISO)
ISO adalah organisasi internasional yang
bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan penyusunan standar baru ataupun revisi
ISO satandard yang telah ada. Standar tersebut disiapkan oleh technical
committe yang mewakili organisasi serta kalangan industri. ISO membawahi sejumlah
Badan Sertifikasi Nasional yang terdiri dari 135 Negara atau lebih di seluruh
dunia.
ISO 9000 adalah salah satu standar yang dibuat oleh
ISO dan merupakan persyaratan yang digunakan dalam penerapan Sistem Manajemen
Mutu Perusahaan. Technical Committe yang bertanggungjawab dalam penyusunan
standar ISO 9000 adalah “TC 176”. ISO 9000 memiliki 4 seri yaitu :
1.
ISO
9000; Quality Management System – Fundamentals and Vocabulary
Berisi
tentang dasar-dasar dan konsep Sistem Manajemen Mutu dan kosa kata beserta
devinisi yang digunakan dalam setiap serinya.
2.
ISO
9001; Quality Management System – Requirements
Standar
yang diterbitkan oleh organisasi internasional untuk standar yang berisi persyaratan
manajemen mutu. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan
pertama pada tahun 1987, kemudian pada 1994 dan yang ketiga pada tahun 2000.
3.
ISO
9004; Quality Management System – Guidelines for performance improvement.
ISO
9004 merupakan pedoman organisasi untuk mencapai kesempurnaan melalui
peningkatan secara berkelanjutan (continual improvement). Standar ini biasanya
digunakan berpasangan dengan ISO 9001 sehingga kedua standar itu disebut
sebagai pasangan yang konsisten (consistent pair). Keduanya mempunyai jumlah
klausal dan judul yang sama.
4.
ISO
19011; Guidelines for quality and/or environmental management system auditing.
Srandar
yang berisi pedoman untuk melakukan audit sistem manajemen mutu dan lingkungan.
Standar ini merupakan panduan bagi auditor, baik auditor pihak pertama, kedua
maupun ketiga. Walaupun sebagian besar isi standar ISO 19011 lebih relevan
apabila diterapkan untuk audit pihak ketiga, tetapi tidak semua klausal dapat
langsung diterapkan. Karena standar ini hanya berisi panduan yang berhubungan
dengan metode audit, persyaratan dan kompetensi auditor,maka panduan ini tidak
bersifat mengikat, tetapi fleksibel dan dapat dikembangkan sesuai dengan
kreativitas auditor serta kebutuhan
audit dan kompleksitas perusahaan yang diaudit.
C.
Manajemen
Mutu Pendidikan
Manajemen
sekolah seyogyanya memahami pula perkembangan manajemen sistem industri modern,
sehingga mampu mendesain, menerapkan, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja
sistem pendidikan yang memenuhi kebutuhan manajemen sistem industri
modern. Hal ini dimaksudkan agar setiap lulusan dari sekolah mampu dan cepat
beradaptasi dengan kebutuhan sistem industri modern. Dengan demikian sebelum
membahas tentang sistem pendidikan di sekolah, perlu diketahui tentang konsep
dasar sistem industri modern yang akan dipergunakan sebagai landasan utama
untuk membahas penerapan TQM pada sistem pendidikan modern di
Indonesia.
Total quality manajement merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga
kerja, proses dan lingkungannya. (Fandi, 1995 dalam M.N Nasution,
2001:28). Untuk mencapai usaha tersebut digunakan sepuluh unsur utama TQM,
yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap qualities, pendekatan ilmiah,
komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan kerkesinambungan, pendidikan
dan latihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, dan ketertiban serta
pemberdayaan karyawan. (Goetsch dan Davis, 1994 dalam M.N. Nasution,
2000:29-30). Ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu : kepuasan pelanggan,
respek terhadap setiap orang, manajemen berdasarkan fakta, dan perbaikan
berkesinambungan (Hensler dan Brunnel dalam M.N Nasution, 2001:33-34).
Pada dasarnya proses industri harus dipandang sebagai
suatu peningkatan terus-menerus (continuous industrial process improvement),
yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu
produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen.
Seterusnya, berdasarkan informasi sebagai umpan-balik yang dikumpulkan dari
pengguna produk (pelanggan) itu dapat dikembangkan ide-ide kreatif untuk
menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta proses produksi
yang ada saat ini. (Vincent Gaspersz,2000:1)
Agar peningkatan proses industri dapat berjalan secara
konsisten, maka dibutuhkan manajemen sistem industri, yang pada umumnya akan
dikelola oleh lulusan perguruan tinggi. Konsep manajemen sistem industri
terdiri dari dua konsep, yaitu:
(1) konsep manajemen dan (2) konsep sistem
industri. Suatu sistem industri mengkonversi input yang berasal
dari pemasok menjadi outputuntuk digunakan oleh pelanggan,
sedangkan manajemen sistem industri memproses informasi yang berasal dari
sistem industri, pelanggan, dan lingkungan melalui proses manajemen untuk
menjadi keputusan atau tindakan manajemen guna meningkatkan efektivitas dan
efisiensi sistem industri.
Berdasarkan konsep manajemen sistem industri modern di
atas, maka setiap lulusan yang akan bekerja dalam sistem industri harus
memiliki kemampuan solusi masalah-masalah industri yang berkaitan dengan bidang
ilmu yang dikuasainya berdasarkan informasi yang relevan agar menghasilkan
keputusan dan tindakan untuk meningkatkan kinerja sistem industri tersebut.
(Vincent Gaspersz,2000:1)
D. Penerapan
Manajemen Mutu ISO 9001 dalam Pendidikan
ISO 9001 disusun berdasarkan delapan
prinsip manajemen kualitas. delapan prinsip ini dapat dipakai oleh manajemen
senior sebagai suatu kerangka kelja (framework) untuk membimbing
organisasi¬organisasi mereka menuju peningkatan prestasi. Prinsip-prinsip
tersebut diperoleh dari pengalaman dan pengetahuan kolekti[ dari para ahli
internasional yang berpartisipasi dalam komite teknik ISO.
Delapan prinsip manajemen kualitas
dalam ISO 9001: 2000 adalah sebagai berikut :
Prinsip 1: Fokus Pelanggan
Perhatian
utama sebuah organisasi adalah kepada pelanggan. Organisasi bertanggung jawab
kepada pelanggan.Oleh sebab itu hendaknya organisasi berusaha memahami
kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang dari pelanggannya, dan selalu
berusaha untuk dapat melampaui harapan pelanggan. Berkembang tidaknya sebuah
organisasi tergantung pada ada tidaknya pelanggan yang dilayani.
Prinsip 2: Kepemimpinan (leadership)
Peminpin
menetapkan kesatuan tujuan dan arah suatu organisasi. Peminpin sangat penting
artinya bagi berkelangsungan manajemen di lembaga
pendidikan.
Kepala Sekolah sebagai peminpin bersama dengan semua sumber daya manusia yang
ada di sekolah merencanakan,menetapkan sasaran, melaksanakan, melakukan
tindakan pencegahan, melakukan tindakan
koreksi, mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan.
Prinsip 3: Keterlibatan Orang
(Involvement of People)
Pelibatan
orang pada semua tingkatan, muali dari penjaga sekolah, tenaga administrasi,
guru, pembina kegiatan sekolah, ketua unit sekolah, wakil kepala sekolah hingga
kepala sekolah itu sendiri, adalah inti sebuah organisasi. Pelibatan mereka
secara penuh memungkinkan kemampuan mereka dapat dipakai untuk kemampaatan
organisasi secara keseluruhan.
Prinsip 4: Pendekatan Proses
(Process Approach)
Agar
hasil yang dikehendaki tercapai lebih efesien, maka kegiatan dan sumber daya
yang ada seperti sumber daya manusia, bangunan, peralatan dan infrastruktur
lainnya yang tersedia di sekolah dikelola sebagai suatu proses yang sinergis. Setiap
proses tentunya memerlukan satu kesepakatan aturan main berupa mekanisme kerja
yang tertuang dalam satu skema alur kegiatan. Skema selanjutnya dideskrifsikan
dalam sebuah prosedur atau instruksi kerja yang memudahkan setiap individu
dalam organisasi untuk melakukan tugasnya secara baik dalam suatu proses yang
disepakati.
Prinsip 5: Pendekatan Sistem
Terhadap Manajemen (System Approach to Management)
Mengetahui,
memahami dan mengelola proses yang saling terkait sebagai sistem memberi
sumbangan pada keefektifan dan efesiensi organisasi dalam mencapai tujuannya.
Untuk itu, dalam pelaksanaanya sistem yang telah disepakati bersama harus
dilaksanakan secara konsisten.
Prinsip 6: Peningkatat terus menerus
(Continual Improvement)
Organisasi
yang baik akan meperhatikan suatu perbaikan yang berlanjut, artinya bahwa
organisasi secara menyeluruh hendaknya menjadikan perbaikan sebagai tujuan
tetap bagi organisasi.
Prinsip7: Pendekatan Faktual Dalam
Pembuatan Keputusan (Factual Approach to Decision Making)
Keputusan
yang diambil oleh sebuah organisasi tidak dapat dilakukan tanpa suatu analisis
yang memadai. Untuk itu, diperlukan adanya suatu upaya untuk secara terus
menerus melakukan pencatatan atau perekaman terhadap segala sesuatu yang
terkait dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka memenuhi tututan pelanggan.
Dengan demikian, suatu keputusan yang efektif akan dapat diambil didsarkaan
pada analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan melalui rekaman
sebelumnya.
Prinsip 8: Hubungan Pemasok Yang
Saling Menguntungkan (Mutually Beneficial Supplier Relatinship)
Organisasi
dan pemasoknya saling bergantung satu sama lain. Ini didasarkan pada adanya kepentingan
yang saling berketergantungan pula. Kemudian keduanya akan adanya saling
dipercaya, saling menepati janji, saling menampilkan kejujuran, dn saling
menghormati satu sama lain.
"ISO
9000 improves the operational structure (schools) work in and the day-to-day
processes. With less time lost on operational malfunctions, they have more time
and energy for the creative and people aspects. In addition, the implementation
of an ISO 9000 quality sistem by a school may give confidence to taxpayers that
•heir money is being used effectively." (ISO 9000 memperbaiki struktur
operasional di mana sekolah-sekolah melaksanakannya dan proses hari demi hari.
Dengan sedikit kehilangan waktu atas kesalahan-kesalahan operasional, sekolah¬
sekolah mempunyai lebih banyak waktu dan tenaga untuk aspek-aspek kreatif dan
orang. Lagi pula, implementasi sistem kualitas ISO 9000 dalam suatu sekolah
mungkin menyediakan kepercayaan kepada para pembayar pajak bahwa uang mereka
sedang digunakan secara efektif.) (Core Business Solutions, Inc. 2003 : 1)
Miller, 2008 dalam ujicoba
implementasi ISO di beberapa sekolah mencatat hasil kualitas inti antara lain:
1. Prestasi siswa (Student
Achievement) : berbagai mata pelajaran nilai para siswa meningkat,
2. Perjanjian siswa (Student
Engagement), dengan adanya perjanjian, maka kehadiran siswa lebih baik dan
siswa yang membolos menurun,
3. Memberikan kepuasan pelanggan
(Customer Satisfaction.):
Berdasarkan hasil survai yang
dilakukan kepada pelanggan, dalam hal ini orangtua siswa, didapat bahwa
penerapan manajemen ISO 9001¬-2000 kinerja sekolah meningkat 5% untuk sekolah
menengah dan 7% untuk perguruan tinggi.
4. Efisiensi Operasioanl
(Operational Efficiency).
Menurut IWA ISO 9001-2000 (2003b:
3), lembaga pendidikan sebagai organisasi yang menawarkan produk berupa layanan
pendidikan harus dapat mendefinisaikan proses yang ada didalamnya. Proses ini
umumnya terjadi secara multi disiplin yang merangkum layanan administratif
selia layanan pendukung lainnya. Proses dalam layanan pendidikan terdiri dari:
1. Proses strategi untuk menentukan
kedudukan organisasi tersebut dalam lingkungan sosial ekonomi,
2. Penentuan standar kompetensi bagi
tenaga guru dan karyawan,
3. Pemeliharaan lingkungan kerja,
4. Pengembangan, pengkajian serta
pengembangan rencana pembelajaran dan kurikulum,
5. Pendaftaran dan penyeleksian
calon peserta didik,
6. Pengawasan dan penilaian proses
pembelajaran peserta didik,
7. Penilaian akhir untuk pemberian
gelar akademik kepada peserta didik yang menempllh diploma, ijazah atau
sertifikat kompetensi,
8. Layanan pendudung bagi proses
belajar mengajar untuk pencapaian kompetensi peserta didik, serta bantuan lain
yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu menyelesaikan pendidikan
sesuai dengan kurikulum,
9. Komunikasi internal dan
eksternal, dan
10. Pengukuran proses pendidikan.
Lembaga
pendidikan merupakan suatu lembaga yang senantiasa diperlukan oleh masyarakat
sepanjang masa,namun tidak semua lembaga pendidikan diminati masyarakat, ada
beberapa lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin menurun baik jumlah
siswa maupun kualitasnya sampai akhirnya ditutup, sebaliknya tidak sedikit
lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin eksis dan semakin maju.
Lemabaga
pendidikan yang selalu diminati masyarakat yaitu lembaga pendidikan yang baik
dalam pengelolaan sumber daya yang ada, akuntabel, berkualitas, mampu bersaing
dengan lembaga lain dan dapat mengantarkan anak didiknya ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi ataupun ke dunia kerja dengan bekal ilmu pengetahuan dan
teknologi serta ketrampilan teknis yang sangat diperlukan oleh dunia usaha dan
industri, lembaga seperti inilah kita namakan lembaga pendidikan yang baik dan
bermutu.
Bagaimana
menciptakan lembaga pendidikan baik dan bermutu ?.
Untuk
menjawab pertanyaan di atas maka langkah pertama yang harus dilakukan seorang
kepala sekolah / pengelola lembaga pendidikan yaitu senantiasa memperhatikan
dan mengidentifikasi keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang terkait antara
lain :
1.
Pemerintah
Keinginan
pemerintah yaitu kepatuhan seorang pengelola lembaga pendidikan terhadap semua
peraturan-peraturan yang berlaku.
2.
Siswa dan orang tua
Keinginannya
mendapat pelayanan yang baik dengan hasil tamatan yang berkualitas, berbudi
luhur, terampil dan bertanggung jawab.
3.
Komunitas
Memerlukan
lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif untuk pengembangan diri.
4.
Guru dan karyawan
Membutuhkan kesejahteraan yang baik, jaminan kesehatan dan keselamatan.
5.
Investor
Mengharapkan reputasi yang baik.
6.
Institusi lain
Membutuhkan tenaga kerja yang siap pakai.
Selain
memperhatikan dan mengidentifikasi keinginan pihak-pihak terkait tersebut
untuk mengelola lembaga pendidikan diperlukan Sistem Manajemen yang baik dan
yang dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu sistem manajemen yang baik
tersebut adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000. Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001 : 2000 merupakan salah satu sistem yang dapat digunakan untuk
mengelola atau memimpin suatu organisasi/lembaga pendidikan dalam mencapai
suatu tujuan atau sasaran mutu organisasi / lembaga pendidikan.
Adapaun model SMM ISO 9001 : 2000
yang dikembangkan sebagai berikut :
Ada 8 klausul induk :
1. Ruang lingkup
2. Acuan standart
3. Istilah dan definisi
4. Sistem Manajemen Mutu
5. Tanggung Jawab
Manajemen
6. Manajemen Sumber Daya
7. Realisasi Proses
Pendidikan
8. Pengukuran, Analisa
dan Peningkatan
Klausul 1 sampai dengan 3 merupakan
klausul yang sifatnya umum yaitu klausul yang menjelaskan ruang lingkup
penerapan, acuan standart yang dipilih dan semua istilah dan definisi yang
selalu digunakan dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 di
suatu organisasi atau lembaga pendidikan.
Klausul 4 meliputi :
-
Persyaratan umum
-
Persyaratan dokumentasi yang teridiri dari :
- Umum
-
Pedoman Mutu / Manual Mutu
- Pengontrolan
Dokumen
-
Pengontrolan Record / Rekaman
Klasul 5 meliputi :
- Komitmen
Manajemen
- Fokus pada
pelanggan
- Kebijakan
Mutu dan Sasaran Mutu
-
Perencanaan
- Tanggung
jawab, wewenang dan komunikasi
- Manajemen
Representative
- Komunikasi
Internal
- Tinjauan
Manajemen
Klausul 6 mengatur tentang :
Pengelolaan Sumber Daya yang
meliputi :
- Penyediaan
Sumber Daya
- Sumber
Daya Manusia
-
Infrastruktur
- Lingkungan
Kerja
Klausul 7 meliputi :
-
Perencanaan realisasi proses pendidikan ( Renstra, Program Kerja Sekolah ,
Kaldik,Jadwal, dll )
- Proses
yang terkait dengan pelanggan ( PSB )
- Desain dan
pengembangan ( Kurikulum dan pengembangannya )
- Pembelian
- Realisasi
proses pendidikan dan penyediaan layanan ( KBM dan evaluasinya )
-
Pengontrolan terhadap alat monitor dan alat pengukur
Klausul 8 mengatur tentang :
- Pengawasan
dan pengukuran
-
Kepuasan Pelanggan ( siswa, orang tua, pengguna tamatan, instansi terkait dsb )
- Audit
Internal ( Penilaian terhadap semua unit kerja / program studi )
-
Pengontrolan produk yang tidak sesuai ( siswa tidak naik/lulus, siswa yang
tidak mentaati tata tertib dsb )
- Analisa
Data ( keberhasilan / kegagalan, kepuasan pelanggan dsb )
-
Peningkatan ( di semua bidang )
Keuntungan penerapan SMM ISO 9001:
2000 antara lain :
1. Keuntungan Internal
a. Sistem
dokumentasi prosedur dan pedoman kerja yang rapi (persetujuan, penerbitan,
distribusi, revisi dan pemusnahan ).
b. Disiplin
dalam pencatatan dan pelaporan hasil kerja.
c. Sistem
filing yang rapi sehingga mudah mencari/mendapatkannya.
d. Semua
guru dan karyawan harus bekerja sesuai prosedur
-
Kepatuhan terhadap prosedur akan selalu diperiksa selama audit.
-
Melalui kepatuhan yang diawasi melalui audit, kemungkinan kesalahan dan
komplain dapat dihindari.
e. Melalui
audit internal rutin team work dan komunikasi internal dapat diperbaiki.
f. Meningkatkan
kesadaran guru dan karyawan tentang arti mutu dan kepuasan pelanggan ( siswa,
orang tua, pengguna tamatan dsb ).
g. Lingkungan
kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif.
h. Membantu
top manajemen ( kepala sekolah ) memperoleh gambaran permaslahan yang dihadapi
di level menengah maupun level bawah.
i. Job
deskripsi, tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih jelas dan tertata
rapi.
j. Kejelasan
tentang sasaran dan target kinerja yang harus dicapai oleh masing-masing unit
kerja/program studi/personil.
k. Tindak
lanjut hasil rapat dan program-program perbaikan akan termonitor dengan baik.
2. Keuntungan eksternal
a. Peningkatan
citra lembaga pendidikan / sekolah dalam hal mutu layanan.
b. Siswa
dan orang tua akan lebih merasa aman dan terjamin tentang penerapan manajmen
lembaga pendidikan.
c. Membantu
kerja unit publikasi / hubungan masyarakat.
d. Keyakinan
dunia usaha / industri yang lebih baik akan kualitas tamatan dan layanan yang
lebih baik dibanding dengan lembaga pendidikan lain yang tidak pernah diaudit.
Dengan
menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 secara baik dan benar serta
konsisten, maka akan dapat meningkatkan mutu pendidikan baik mutu lulusan
maupun mutu layanan pendidikan pada masyarakat.
E.
Perencanaan Penerapan Prinsip ISO di Lembaga
Pendidikan
Setelah memahami fungsi dan manfaat penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000, tahapan selanjutnya adalah tahap perencanaan
untuk melakukan adopsi dan penerapan pada sistem manajemen di lembaga
pendidikan. Tahapan untuk melakukan proses penerapan tersebut ada beberapa
langkah yang harus dipersiapkan , yaitu :
Tahap
Penerapan SMM ISO 9001:2000
1 2 3 4
|
|||||||
Top
Management Top
Management
MR & ISO Team MR, ISO,
Team, SC, WC
|
MR
& SC, WC
|
|||
8a 8b 9 10
Internal
Audit MR & ISO Top Cartfication
Team Team
Management Body
Kesepuluh langkah tersebut adalah :
1. Komitmen
Manajemen (Kepala Sekolah, Wakasek, Ketua/Pembina Unit Sekolah). Komitmen dimaksudkan
untuk menyepakati bahwa sekolah akan melakukan perubahan terhadap manajemen
yang biasa dilakukan menjadi manajemen yang menggunkan pendekatan ISO.
2. Penetapan
Tim Pengembang yaitu Wakil Manajemen Mutu dan Tim Kerja. Penetapan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama
dalam suatu rapat.
3.
Pemetaan Bisnis Proses Organisasi (proses kerja dari
tupoksi organisasi sekolah). Biasanya
bisnis proses dituangkan dalam bentuk chart
yang mudah dipahami oleh orang-orang yang berkepentingan.
4. Pelatihan Kesadaran
Mutu /Pemahaman Mutu.Pelatihan
terhadap seluruh warga sekolah agar mereka mendukung penerapan kebijakan
penerapan pendekatan manajemen ISO.
5. Pengembangan
sistem dan Pelatihan Penyusunan Dokumentasi Mutu. Dokumen mutu dimaksud adalah visi, misi sekolah (dapat menggunakan yang
telah ada dalam renstra sekolah), sasaran mutu sekolah, standar operasional
(SOP), instruksi kerja (IK), dan formulir/blanko-blanko yang diperlukan dalam
mencapai sasaran mutu.
6. Implementasi
Sistem dan Dokumentasi Mutu. Implementasi
sistem akan lebih monumental apabila dilakukan dengan satu momen tertentu,
misalnya awal tahun pelajaran atau awal semester sehingga penerapan prosedur
ataupun intruksi kerjanya dilaksanakan sejak awal suatu kegiatan.
7. Pelatihan
Internal Audit. Pelatihan internal audit dimaksudkan untuk mempersiapkan tenaga
audit di dalam diri sekolah. Materi yang disajikan dalam pelatihan afalah
menyangkut dokumen mutu, prosedur teknik wawancara dan pelaporan hasil audit.
8. Internal
Audit. Audit adalah satu kegiatan untuk
melihat sejauh mana keterlaksanaan suatu prosedur maupun intruksi kerja dalam
suatu kegiatan yang telah dibuat SOP atau IK-nya.
9. Tinjauan
Manajemen adalah suatu pertemuan antara WMM,Tim Pengembang, dan
unsur-unsur terkait sekolah. Pertemuan akan membicarakan mengenai hjasil
audit internal dengan berbagai temuan yang ada dan menyepakati tentang rencana
perbaikan atau penyempurnaan SOP dan IK.
10. Preaudit dan
Audit Sertifikasi oleh Badan
Sertifikasi. Kegiatan ini hanya dilakukan bagi
sekolah yang akan melakukan sertifikasi ISO, sedangkan untuk sekolah yang hanya
akan melaksanakan prinsip-prinsip ISO tidak perlu dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
International Organization for Standardization (ISO) atau Organisasi Internasional
Standarisasi, merupakan badan federasi dunia yang berkenaan dengan standar.
Dalam menerapkan prinsip manajemen ISO 9001:2000 guna
pemenuhan kepuasan pelanggan, dengan demikian dikenal dengan adanya delapan
prinsip dasar manajemen mutu (1) perhatian pada pelanggan (customor focus), (2) kepemimpinan ( leadership), (3) pelibatan orang (involvementof people),
(4) pendekatan proses (process approach),
(5) pendekatan sistem pada manajemen (system
approach to management), (6) perbaikan berkelanjutan (continual improvement), (7) pengambilan keputusan berdasar fakta (factual approach to decision making),
(8) hubungan pemasok yang saling menguntungkan (mutually benefecial supplier relationships).
Dalam perencanaan penerapan prinsip ISO di lembaga
pendidikan ada beberapa langkah yaitu : (1)Komitmen Manajemen (Kepala Sekolah,
Wakasek, Ketua/Pembina Unit Sekolah). (2) Penetapan Tim Pengembang yaitu Wakil
Manajemen Mutu dan Tim Kerja. (3) Pemetaan Bisnis Proses Organisasi (proses
kerja dari tupoksi organisasi sekolah). (4) Pelatihan Kesadaran Mutu /Pemahaman
Mutu. (5) Pengembangan sistem dan Pelatihan Penyusunan Dokumentasi Mutu. (6)
Implementasi Sistem dan Dokumentasi Mutu. (7) Pelatihan Internal Audit. (8)
Internal Audit. (9) Tinjauan Manajemen
adalah suatu pertemuan antara WMM,Tim Pengembang, dan unsur-unsur terkait
sekolah. (10) Preaudit dan Audit Sertifikasi
oleh Badan Sertifikasi.
B.
Rekomendasi
Organisasi pendidikan yang
sangat berperan dalam peningkatan mutu
pendidikan adalah sekolah
harus mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. Dan pemerintah sebagai penjamin pendidikan harus
memainkan peranannya sehingga
pemerataan pendidikan dan pemerataan kualitas pendidikan semakin dirasakan oleh
seluruh penyelenggara dan pemakai jasa pendidikan.
Kita berharap dan berupaya
agar semakin bertambah lembaga-lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta,
dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi termasuk lembaga-lembaga
pendidikan Islam: Madrasah, Sekolah Islam, hingga perguruan tingggi Agama
Islam, mampu menerapkan ISO, sehingga sistem manajemen lembaga pendidikan
semakin jelas indikator keberhasilannya guna meningkatkan mutu pengelolaan
pendidikan secara menyeluruh sekaligus sumber daya manusia yang dihasilkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Edward Sallis. (Januari 2006). Total Quality Management in Education.
Gowok Jogjakarta : IRCiSoD.
Mulyono, MA. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi
Pendidikan. Maguwoharjo, Depok, Sleman, Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA.
Zuhrawaty, 2009. Panduan dan Kiat Sukses menjadi Auditor ISO
9001. Jogjakarta : Media Pressindo
Post a Comment